MUTIARA HITAM YANG MENIMBULKAN DUKA.
Oleh : Refzqi Safei (Mahasiswa Hukum Universitas Tamansiswa Palembang)
Menjelang pesta demokrasi rakyat Indonesia ini kita di gempar kan oleh sebuah hasil karya dokumenter yang luar biasa ,yang membahas pertambangan batubara yang ada di Indonesia.
Dengan meningkatnya kebutuhan listrik sekarang ini membuat kita harus membayar dengan harga yang tak ternilai ,
Mengapa ?
Karena dibalik penambangan batubara ada beberapa nyawa yang menghilang dan penyakit kronis yang ditimbulkannya.
Mulai dari lokasi tambang batubara yang berdekatan dengan masyarakat,
Padahal sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 4 Tahun 2012 tentang Indikator Ramah Lingkungan untuk Usaha dan Kegiatan Penambangan Terbuka Batu Bara telah mengatur, jarak minimal antara lubang tambang dan permukiman serta fasilitas umum adalah 500 meter.
Tapi ternyata yang terjadi tidak seperti yang diharapkan ,
Ada yang jarak hanya 100 m dan ada yang puluhan meter.
Alhasil banyak rumah warga yang hancur dan tanah yang longsor akibat guyuran hujan yang membuat permukaan tanah bergeser.
Dan lebih parah nya lagi padahal sudah di atur Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang yang mewajibkan setiap pemegang IUP untuk melakukan reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang maksimal 30 hari setelah melakukan kegiatan operasi produksi. Padahal, salah satu syarat utama untuk mendapatkan IUP adalah menyerahkan dokumen rencana reklamasi dan pascatambang serta menyetorkan dana jaminan reklamasi.
Nyata nya yang terjadi ,di Kalimantan timur ada 389 titik galian yang tidak direklamasi, belum lagi di daerah Bangka Belitung dan Sumatera Selatan.
Sangat miris melihat keadaan bumi kita yang mana hasil kekayaan nya diambil ,dikeruk ,dan dinikmati tetapi banyak menimbulkan luka tercatat 2015 ada 30 anak di Kalimantan timur yang meninggal di dalam lubang.
Dan yang lebih aneh nya , pejabat pusat dan daerah seolah lempar tanggung jawab, mulai dari presiden Joko Widodo , Presiden Jokowi pada 25 Oktober di Samarinda, ketika ditanya awak media perihal anak-anak yang meninggal di lubang tambang Kaltim, malah melempar permasalahan tersebut kepada gubernur Kaltim.
“Silakan tanyakan pada gubernur.” Begitu ucapannya.
Gubernur Isran Noor dalam kesempatan yang berbeda juga sempat menyatakan prihatin, tapi menyerahkan kembali pada nasib. “Sudah nasibnya dia meninggal di kolam tambang.” Begitu katanya. Dua pernyataan tersebut dilontarkan saat korban masih berjumlah 30 orang. Setelah itu, korban kembali berjatuhan.
Jika respon kepala negara dan kepala daerah seperti itu lantas siapa yang bertanggung jawab, apa harus tanah yang tanggung jawab? Atau bumi?
Jelas ini kesalahan para penguasa tambang yang setelah gali langsung meninggalkan tanpa menutup kembali ,lantas bagaimana peran pemerintah setempat serta kementrian lingkungan hidup kenapa seolah bisu akan kejadian yang membuat hati kita ter iris.
JADI PENGEN GOLPUT
Yang jadi pertanyaan banyak orang, siapa yang berperan dalam usaha tambang, apa ada sebagian elite politik di indonesia yang membuat mereka kebal akan hukum,
Tidak bisa menutup kemungkinan baik dari 01 maupun 02 dan baik dibelakang mereka ada bisnis yang membuat pemerintah seolah bisu melihat kejadian yang ada saat ini bahkan negara belum hadir sepenuhnya untuk melindungi keselamatan dan ruang hidup rakyat di Kaltim.
Dari perusahaan PLTU, ada PT Adaro dengan beberapa nama terungkap seperti Sandiaga Uno (calon wakil presiden 02), Erwin Suryadjaya, Teddy Rachmat, Benny Subianto, dan Garibaldi Thohir (saudara kandung Erick Thohir, juru bicara TKN 01).
Kemudian ada PT Rakabu Sejahtera, di mana Gibran Rakabumningraka (Putra ke-1 Presiden Joko Widodo) pernah menjadi pemegang saham dan komisaris, lalu digantikan Kaesang Pangarep (Putra ke-3 Presiden Joko Widodo).
PT Rakabu Sejahtera adalah perusahaan mebeul yang mempunyai berbagai aktivitas seperti kontruksi, pembebasan lahan, hingga pengembangan wilayah transmigrasi sehingga sering berhubungan dengan grup perusahaan tambang PT Toba Sejahtera yang dimiliki Luhut Panjaitan (Menteri Kemaritiman & timses Jokowi), dan 2 timses Jokowi yang menjadi komisaris yaitu Fachrul Razi dan Suaidi Marasabessy.
Nama-nama lain di tambang batu bara di antaranya adalah Oesman Sapta Oedang (penasihat TKN 01) di PT Total Orbit, Andi Syamsudin Arsyad (pernah menjadi bendahara TKN 01) di grup Johnlin, Hary Tanoesoedibjo (penasihat TKN 01, ketua umum Perindo) di MNC Energy & Natural Resources dan 9 anak perusahaan, Jusuf Kalla (Wakil Presiden, dewan pengarah TKN 01) di grup Kalla dalam 2 anak perusahaan.
Di kubu 02, ada Prabowo Subianto (calon presiden 02) yang memiliki 8 perusahaan tambang yang berada di Kalimantan Timur, Sandiaga Uno (calon wakil presiden 02) di PT Saratoga Investama Sedaya, PT Adaro, lalu ada Hasyim Djojohadikusumo (adik Prabowo, BPN 02) di PT Hitam Perkasa, dan Ferry Musyidan Baldan (BPN 02) pemilik 3 perusahaan tambang di Berau.
Tapi sekali lagi tulisan ini bukan untuk mengajak kalian golput. Mungkin banyak yang kecewa melihat sosok yang mereka dukung bersih dan amanah 100% dan saat kalian tahu betapa bobrok nya mereka,
Tetapi dengan golput bukan lah solusi , di dunia ini tidak ada sepenuhnya orang baik, kita tidak boleh naif.
TIDAK ADA KEKUATAN ABSOLUT.
Di demokrasi ini tidak ada kekuatan absolut, oleh karena itu kekuasaan dan wewenang kita dibagi bagi, ada eksekutif, legislatif,yudikatif oleh karena itu kita tidak boleh percaya dan kasih kekuasaan penuh pada satu orang , ada yang menjalankan ,membuat dan mengawasi dan mengadili.
BUKA MATA BUKA HATI.
Balik lagi ke film dokumenter yang membuat mata kita terbuka , disini kita tidak menjelek jelekan pihak manapun , coba deh temen temen flashback dan lihat lebih dalam latar belakang si pemimpin dan siapa yang di belakang mereka
Nonton nya jangan di skip skip nanti kalian anggap hanya satu atau dua orang yang brengsek padahal intinya, "EVERYONE IS AN ENEMY".
Refzqi Safei.